Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pegawai BPK selalu berpegang pada nilai-nilai integritas, independensi, dan profesionalisme. Sebagaimana para pemeriksa di BPK, para siswa generasi milenial juga harus berlatih menerapkan nilai-nilai ideal dalam belajar dan beraktivitas. Untuk menjadi generasi berprestasi, para siswa perlu mengembangkan karakter SDM, yaitu Sabar, Disiplin, dan Mandiri.
Demikian antara lain dikatakan Kepala Perwakilan (Kalan) BPK Provinsi Jateng Hery Subowo kepada para siswa dalam acara BPK Mengajar di SMK Negeri Jateng di Semarang pada Jumat (14/12) kemarin. Kegiatan BPK Mengajar di SMK N Jateng tersebut menjadi penutup rangkaian kegiatan BPK Mengajar di 72 SMA dan SMK se-Jateng yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Jateng selama dua hari, yakni tanggal 13 dan 14 Desember 2018.
Menurut penuturan Kalan BPK Provinsi Jateng Hery Subowo, kegiatan BPK Mengajar di 72 SMA dan SMK se-Jateng tersebut dilaksanakan sebagai bagian memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) BPK. “Jumlah 72 sekolah sengaja dipilih karena sesuai dengan momentum peringatan 72 usia BPK yang akan jatuh pada 1 Januari 2019. Sekolah-sekolah tersebut dipilih setelah BPK Perwakilan Provinsi Jateng berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng,” katanya.
Kegiatan BPK Mengajar di 72 SMA dan SMK se-Jateng tersebut mengambil tema “Generasi Milenial, Generasi Berprestasi”. “Sengaja diambil tema yang kekinian, karena BPK ingin berperan dalam pembinaan genarasi muda, khususnya genarasi muda Jateng, agar manjadi generasi berprestasi, yang akan menjadi pilar perubahan di masa depan, termasuk dalam pengelolaan keuangan negara di negeri ini,” kata Kalan BPK Provinsi Jateng.
Lebih lanjut Kalan BPK Provinsi Jateng mengatakan, selain untuk mengungkapkan rasa syukur karena bertambahnya usia BPK, kegiatan BPK Mengajar di 72 SMA dan SMK se-Jateng tersebut sengaja diselenggarakan untuk meningkatkan public awareness masyarakat terhadap BPK, khususnya di kalangan para siswa SMA dan SMK di Jateng. Dalam acara tersebut, para siswa mendapatkan materi dan gambaran yang lebih utuh terkait tugas, fungsi, kewenangan, serta kontribusi BPK dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Kegiatan BPK Mengajar di 72 SMA dan SMK se-Jateng sendiri dilaksanakan di sela pelaksanaan Pemantauan Kerugian Daerah. Selain Kalan BPK Provinsi Jateng, seluruh narasumber diambil dari para pemeriksa BPK yang sedang bertugas dalam Pemantauan Kerugian Daerah. Tim pelaksana tugas Pemantauan Kerugda di masing-masing entitas pemeriksaan sengaja diberi tugas tambahan untuk mengajar di dua sekolah, terdiri dari satu SMA dan satu SMK. Kebetulan, entitas pemeriksaan BPK Perwakilan Jateng berjumlah 36, terdiri dari 1 pemerintah provinsi dan 35 kabupaten/kota, sehingga ketika dipilih dua sekolah dari setiap entitas pemeriksaan maka total SMA dan SMK menjadi genap 72 sekolah.
Ditemui di sela acara BPK Mengajar di SMK N Jateng di Semarang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Gatot Bambang Hastowo menyampaikan apresiasinya atas digelarnya kegiatan BPK Mengajar. “Kegiatan ini tentu sangat positif dan perlu dikembangkan. Selain menambah pemahaman para siswa dan pengelola sekolah tentang BPK dan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, kegiatan ini bisa semakin mendekatkan BPK dengan masyarakat, khususnya di kalangan siswa,” kata Gatot.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Kepala SMK N Jateng di Semarang Yudi Wibowo mengatakan hal senada. Menurutnya, kegiatan BPK Mengajar di 72 SMA dan SMKA se-Jateng merupakan sebuah terobosan yang luar biasa, utamanya untuk memberikan pemahaman tentang BPK dan pengelolaan keuangan negara yang baik sejak dini kepada para siswa SMA dan SMK. “Para siswa ini nantinya akan terjun di dunia kerja, baik di industri maupun instansi-instansi pemerintah. Kegiatan BPK mengajar ini memungkinkan para siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang BPK dan tentang pengelolaan keuangan negara, yang tentu akan sengat bermanfaat bagi mereka di manapun mereka nantinya akan bekerja,” katanya.
SMK N Jateng di Semarang sendiri merupakan salah satu SMK yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. SMK tersebut menerapkan sistem asrama (boarding), di mana para siswa dapat memperoleh pendidikan secara gratis karena biaya penyelenggaraan pendidikan dan operasionalnya sepenuhnya dibebankan pada keuangan daerah Pemprov Jateng. Selain SMK N Jateng di Semarang, Pemprov. Jateng juga memiliki SMK serupa di Pati dan Purbalingga. Beberapa SMK ini sengaja didirikan untuk menampung anak-anak didik berprestasi namun berasal dari kalangan keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi.