“Wanita Indonesia sebagai ibu bangsa. Insan pembangunan mitra sejajar pria.” Demikian sebagian isi lagu hymne Hari Ibu yang dilantunkan kelompok paduan suara dalam upacara Peringatan Hari Ibu ke-91 di BPK Perwakilan Provinsi Jateng. Diikuti seluruh pejabat dan pegawai, upacara tersebut dilaksanakan di halaman Kantor BPK Jateng pada Senin (23/12). Tahun ini, tema peringatan Hari Ibu adalah “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”.
Agak berbeda dari upacara bendera di hari-hari lainnya, sebagian besar petugas upacara peringatan Hari Ibu ini dipilih dari kalangan pegawai perempuan. Bertindak selaku inspektur upacara, Pemeriksa Madya Sub Auditorat Jateng I Sri Dharmastoeti. Ryna Soraya, Riesya Ayu Elvanie, dan dr.Iswara Chandra Herlinawati bertugas sebagai Komandan Peleton. Pembaca teks Pancasila dan UUD 1945 adalah Nani Ardiyah dan Prima Kurnia Sari. Adapun Titik Wijayanti bertugas sebagai pembaca naskah sejarah singkat Hari Ibu.
Membacakan pidato sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam amanatnya Sri Dharmastoeti antara lain menyampaikan bahwa perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang dituntut untuk sadar dan aktif meraih akses dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang pembangunan. “Bersama laki-laki, perempuan yang mandiri, kreatif, inovatif dan percaya diri akan menjadi kekuatan besar yang memastikan terwujudnya SDM unggul dan berdaya saing menuju Indonesia Maju,” katanya.
Hari Ibu diperingati setiap tahun untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai tanggal peringatan Hari Ibu, bertepatan dengan dideklarasikannya pertama kali pernyataan tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju Indonesia yang aman, tentram, damai, adil, dan makmur dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.(*)