Bangsa Indonesia sedang menghadapi darurat kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pelibatan dan peningkatan peran kaum laki-laki dan keluarga menjadi bagian penting dalam penghapusan segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan. Dengan bekerja sama maka dapat dicapai hasil yang lebih baik.
Demikian antara lain isi pidato Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang dibacakan Kasubaud Jateng II Bernadetta Arum Dati saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Ibu yang ke-89 pada Jumat (22/12) kemarin. Bertugas sebagai komandan dalam upacara tersebut adalah Dyah Utami. Peringatan Hari Ibu ke-89 Tahun 2017 sendiri mengangkat tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”.
Di depan para peserta upacara, Kasubaud Jateng II Bernadetta Arum Dati mengatakan bahwa peringatan Hari Ibu seharusnya dijadikan momentum merenungkan upaya yang telah dilakukan dalam memajukan pergerakan perempuan di Indonesia. Menurutnya, saat ini berbagai keberhasilan telah dicapai kaum perempuan, khususnya perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia. Meski demikian, Kasubaud Jateng II tetap menekankan pentingnya upaya mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Terkait maraknya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, Kasubaud Jateng II mengatakan pentingnya pelibatan dan peningkatan peran kaum laki-laki dan keluarga. Selain menjadi bagian penting dalam rangka penghapusan segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan lainnya, hal tersebut juga menjadi bagian upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. “Oleh karena itu, peran keluarga dituntut lebih diperkuat, dibarengi dengan penanaman nilainilai kekeluargaan yang apabila dicermati, telah diwariskan oleh para leluhur kita sejak dahulu kala,” katanya
Upacara memperingati Hari Ibu ke-89 Tahun 2017 itu dilaksanakan di hotel d’Season Premiere Jepara karena bertepatan dengan pelaksanaan Rakerda BPK Perwakilan Jateng yang diselenggarakan di tempat yang sama. Upacara terpaksa dilaksanakan di dalam ruangan karena cuaca yang kurang mendukung pelaksanaan upacara di lapangan terbuka.
Peringatan Hari Ibu dilaksanakan setiap tahun untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia yang aktif terlibat dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tanggal 22 Desember dipilih sebagai tanggal peringatan Hari Ibu karena bertepatan dengan pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta. (*)