SEMARANG – Grand design renovasi Jatidiri dipastikan berubah. Yang paling mencolok adalah wisma atlet Pusat Pendidikan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP). Awalnya, wisma atlet tersebut akan dibangun meninggi 11 tingkat dengan total 168 kamar yang semuanya dilengkapi AC. Tapi karena keterbatasan anggaran, wisma atlet hanya dirombak kecil-kecilan saja.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Urip Sihabudin menjelaskan, keterbatasan anggaran memaksa rencana wisma atlet yang bakal disulap mewah, hanya sekadar angan-angan saja. Pasalnya, anggaran yang awalnya direncanakan mencapai Rp 40 miliar, tahun ini hanya disediakan Rp 3 miliar saja. Turun drastis, memang.
“Dulu, pengennya diratakan dulu, kemudian dibangun menjadi lebih baik. Kalau anggarannya hanya Rp 3 miliar, jadi hanya direhap saja agar lebih nyaman,” tuturnya, Kamis (22/3).
Padahal, kondisi wisma atlet PPLOP saat ini bisa dibilang jauh dari sebutan representatif. Terhitung dari 195 kamar yang tersedia, hanya 98 kamar yang layak huni. Lainnya sangat memprihatinkan. Kamar bocor saat hujan, air yang tidak bisa mengalir sewaktu-waktu, dan masalah lain.
Dijelaskan Urip, alokasi anggaran renovasi Jatiridi tahun ini lebih banyak diserap untuk mengejar stadion. Pasalnya tahun depan, Kota Semarang ditunjuk sebagai tuan rumah Asean School Games. Kompetisi bergengsi anak-anak sekolah tingkat Asia Tenggara itu rencananya akan dipusatkan di Jatidiri.
“Kami targetkan, 2019 sudah bisa dioperasionalkan meski belum selesai 100 persen. Menpora sudah memastikan dan menunjuk Asean School Games di tempatkan di sini (Semarang, Red),” terangnya.